BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam
dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi
dalam lingkup ruang dan
waktu.
Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam
bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk
segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai
satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat
yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi
yang ada. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika.
Dan salah satu hukum dasar yang ada dalam ilmu Fisika adalah hukum kekekalan
momentum.
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada
sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total sesudah
tumbukan”. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa nilai momentum total ketika
benda bertumbukan adalah konstan atau tidak berubah. Untuk memahami hukum ini,
dapat kita mulai dengan memahami Hukum ketiga Newton tentang Aksi-Reaksi. Salah
satu penerapan dalam hukum kekekalan momentum adalah sistem Roket.
Roket diperoleh
dengan cara yang mirip dengan bagaimana senapan memperoleh percepatan.
Percepatan roket berasal dari tolakan gas yang disemburkan roket. Tiap molekul
gas dapat dianggap sebagai peluru kecil yang ditembakkan roket. Jika gaya
gravitasi diabaikan, maka peristiwa peluncuran roket memenuhi hukum kekekalan
momentum.
Mula-mula
sistem roket diam, sehingga momentumnya nol. Sesudah gas menyembur keluar dari
ekor roket, momentum sistem tetap. Artinya momentum sebelum dan sesudah gas
keluar sama. Berdasarkan hukum kekekalan momentum, besarnya kelajuan roket
tergantung banyaknya bahan bakar yang digunakan dan besar kelajuan semburan
gas. Hal inilah yang menyebabkan wahana roket dibuat bertahap banyak.
Atas
dasar tersebut, kami melakukan sebuah praktikum mengenai hukum kekekalan
momentum dalam penerapannya untuk mengetahui bagaimana prinsip penerapan hukum
kekekalan momentum dengan menggunakan roket air sebagai objek praktikum.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apakah itu roket air?
2.
Bagaimana membuat roket air?
3.
Apa yang menyebabkan roket dapat terbang?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui definisi roket air.
2.
Untuk mengetahui cara membuat roket air.
3.
Untuk memahami penyebab roket air dapat
terbang.
1.4 Manfaat
Penulisan
1.
Dapat memahami definisi roket air.
2.
Dapat membuat roket air dengan mudah.
3.
Dapat memahami prinsip roket sehingga dapat
terbang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Roket air adalah salah satu jenis
roket yang menggunakan air sebagai bahan bakarnya. Wahana
tekan yang berfungsi sebagai mesin roket biasanya terbuat dari botol plastik
bekas minuman ringan. Jika dimanfaatkan pada tekanan
tertentu udara mempunyai energi untuk mendorong sesuatu.
Udara yang dimanfaatkan pada roket
air akan mendorong air keluar, karena lubang untuk keluarnya air yang terdorong
oleh udara kecil maka mempunyai kecepatan dan energi yang cukup besar. Hal ini
sesuai dengan rumus debit air. Air yang terdorong keluar akan mendorong udara
bebas sehingga roket bisa meluncur. Komposisi air dan udara juga mempunyai
perbandingan tertentu agar menghasilkan dorongan yang maksimal. Karena besarnya
tekanan udara yang dimanfaatkan harus sesuai dengan air yang diisi, sehingga
pada akhirnya udara yang dimanfaatkan cukup untuk mendorong air yang diisikan
ke dalam badan roket.
BAB III
METODOLOGI PEMBUATAN
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1 Roket Air
- 1 buah botol aqua bekas ukuran
besar
- Map plastik
- Lakban hitam
- Pemberat (Batu,Kelereng)
3.1.2 Peluncur Roket Air
- pipa paralon sepanjang
2 meter
- 6 buah penyambung pipa
bentuk L
- 3 buah penyambung pipa
bentuk T
- Selang kecil
- Gergaji
- Kabel teasch
- 1 buah pentil ban
sepeda
3.2
Prosedur Pembuatan
3.2.1 Prosedur Pembuatan Roket Air
1. Siapkan botol aqua berukuran besar
2. Tempelkan pemberat pada bagian bawah botol dengan lakban.
3. Buah 4 buah sayap roket dengan map plastik dan tempelkan pada
bagian atas botol yang nantinya akan
menghadap ke bawah saat diluncurkan menggunakan lakban
4. Buatlah bentuk kerucut dari map plastik pada bagian bawah botol
dan rekatkan menggunakan lakban.
5. Roket telah selesai dibuat.
3.2.2 Prosedur Pembuatan Peluncur Roket Air
1. Potonglah pipa berukuran 30 cm sebanyak 3 buah dan berukuran 15
cm sebanyak 3 buah juga.
2. Bentuklah pipa menyerupai portable dengan menggunakan penyambung
pipa bentuk L dan bentuk T.
3. Letakkan pentil dibawah bagian pipa dengan direkatkan
menggunakan sendal jepit yang telah dipotong berukuran pipa.
4. Letakkan selang di pentil dan sambungkan dengan peluncur
portable.
5. Lalu, bakar bagian tengah pipa yang akan dimasukan ke dalam
botol saat peluncuran.
6. Buatlah pengunci, dengan 8 buah kabel teasch disusun lurus dan
di lem dengan lakban bagian atas dan bawahnya.
7. Letakkan pengunci tempat pipa yang dibakar tadi menggunakan
kabel teasch yang telah dirangkai dan rekatkan dengan kabel teasch yang lain.
8. Peluncur telah selesai dibuat.
3.3 Prosedur
Peluncuran
1. Isilah roket dengan air
yang tidak begitu banyak,
2. Masukkan roket ke dalam
pipa.
3. Kuncilah roket dengan
pengucni yang telah dibuat.
4. Pompa roket tersebut.
5. Dan lepaskan penguncinya.
6. Roket siap meluncur.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
No
|
Percobaan
|
Berhasil/Gagal
|
Jangkauan
|
1
|
Percobaan
ke-1
|
Berhasil
|
18 Meter
|
2
|
Percobaan
ke-2
|
Berhasil
|
24 meter
|
3
|
Percobaan
ke-3
|
Berhasil
|
35 meter
|
4.2
Pembahasan
Pada
percobaan pertama, roket air berhasil meluncur dengan prinsip
yang mengacu pada hukum III Newton yaitu jika suatu “benda mengerjakan gaya pada benda kedua maka benda kedua
tersebut mengerjakan juga gaya pada benda pertama,
yang besar gayanya sama dengan gaya yang
diterima tetapi berlawanan arah”. Namun, pada percobaan pertama hanya
dapat mencapai 18 meter volume air terlalu sedikit. Volume air dalam botol yang
paling ideal adalah 1/3 volume botol. Apabila volumenya terlalu banyak maka
akan membutuhkan waktu pemompaan yang lama dan roket biasanya menjadi tidak
stabil. Sebaliknya jika volumenya kurang dari 1/3 maka roket akan meluncur
sebelum waktunya sehingga jarak tempuh roket kurang maksimal.
Pada
percobaan kedua, memanfaatkan prinsip yang sama, namun dengan volume air yang
lebih banyak yaitu 1/3 dari volume botol. Dan hasilnya mampu menambah jarak
hingga mencapai 24 meter. Namun, kami memutuskan melakukan percobaan ketiga,
karena pada saat peluncuran ukuran sudut roket hanya 30 derajat,padahal
seharusnya adalah 45 derajat. Namun,
apabila sudutnya lebih dari itu maka roket akan meluncur ke atas dan jarak yang
di tempuh jadi kurang maksimal. Begitu juga sebaliknya apabila sudutnya kurang
dari itu, roket akan jatuh dalam jarak yang masih lumayan dekat.
Pada
percobaan ketiga, peluncuran roket memanfaatkan prinsip yang sama, dengan
volume air 1/3 dari volume botor dan sudut saat meluncurkan 45 derajat serta
teknik memompa diawali dengan pelan-pelan kemudian cepat, hingga botol terlepas
dari peluncurnya sehingga roket dapat meluncur dengan jangkauan yang maksimal
yaitu sejauh 35 meter dan lebih jauh dibandingkan dengan percobaan pertama
maupun kedua.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Roket Air
adalah salah satu jenis roket
yang menggunakan air sebagai bahan bakarnya. Wahana
tekan yang berfungsi sebagai mesin roket biasanya terbuat dari botol plastik
bekas minuman ringan. Jikadimanfaatkan pada tekanan
tertentu udara mempunyai energi untuk mendorong sesuatu.
2. Roket air dapat mudah dibuat apabila telah memahami
teori yang ada. Roket air yang sederhana dapat dibuat dengan menggunakan bahan
utama yaitu botol dan pipa yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga
terbentu menjadi sebuah roket air yang siap untuk diluncurkan.
3. Roket air dapat terbang dengan memperhatikan semua
prinsip yang bekerja pada roket. hukum aksi-reaksi / hukum newton 3
adalah hukum yang menyebabkan roket air dapat terbang, roket air memberikan
gaya aksi yang sangat besar kepada gas, dengan mendorong gas keluar, dan gas
tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar, dengan mendorong roket air ke
atas. Gaya dorong yang diberikan gas kepada roket air sama besar dengan gaya
yang diberikan roket air kepada gas, hanya arahnya berlawanan. Roket air
mendorong gas ke bawah, gas mendorong roket air ke atas.
5.2 Saran
1. Saat memebuat roket, perhatikan
letak pengunci roket, karena jika tidak perhatikan roket air tidak akan mampu
terbang secara maksimal.
2. Saat peluncuran roket, isi
roket dengan volume air 1/3 dari volume botol dan buatlah posisi roket air saat
peluncuran sebesar 45 derajat supaya roket dapat terbang secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Vanila yuki.2015. Pembuatan Roket Air.
http://vanilayuki3.blogspot.co.id/2015/04/makalah-pembuatan-roket-air.html
http://vanilayuki3.blogspot.co.id/2015/04/makalah-pembuatan-roket-air.html
Izzatulfaqih.2014. Konsep fisika dari roket
air. https://asyikbelajarfisika.wordpress.com/2014/06/17/konsep-fisika-dari-roket-air/
Masmedia.2014. Fisika 2 Hukum kekekalan
Momentum.
Ijin copas yaa
BalasHapusThankss, its very help me
Thanks praktek yg amat menyenangkan...
BalasHapusTerima kasih telah membantu saya dalam mengerjakan tugas kelompok,semoga sukses selalu dalam membantu seorang.
BalasHapusIzinn copaas ya miminqu:3
BalasHapus